Profil DIMPA

DIMPA, Bagaimana dan siapa yang mendirikan?

Kegiatan kepencinta-alaman di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekitar periode tersebut banyak sekali bermunculan organisasi-organisasi pencinta alam di Indonesia apalagi di tingkat Universitas. Namun latar belakang pendirian organisasi yang menamakan dirinya pencinta alam sangat berbeda dengan organisasi yang mungkin dianggap sejenis diluar negeri semisal Green Peace, yang karena rasa cintanya terhadap alam, mereka terkadang harus bertualang untuk itu. Namun petualangan bukanlah alasan utama dalam pendirian organisasi itu. Sedangkan di Indonesia, pencinta alam muncul dari petualang yang karena kegiataannya tersebut akhirnya menimbulkan kecintaan mereka kepada alam sehingga menimbulkan keinginan untuk merawat dan menjaga apa yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.

Mengapa harus DIMPA?

Tidak ada jawaban yang jelas mengapa harus bernama Divisi Mahasiswa Pencinta Alam, mengapa bukan ikatan, kelompok atau himpunan? Yang pasti latar belakang di atas, DIMPA berdiri berdasarkan pada orang–orang yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu petualang–petualang yang mencintai alam. Sekitar tahun 1983 beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang --Wahyu Paripurnawan, Agus Prasetya, Budi Santoso, Budi Yuwono, Budi Setyanto, Kristiwan, Herman Efendy, Nanang suhartono, dan Bambang H-- bermaksud mendirikan sebuah organisasi Pencinta Alam di Fakultas Pertanian. Namun dengan pertimbangan untuk membentuk organisasi yang lebih besar akhirnya diajaklah mahasiswa–mahasiswa dari fakultas lain seperti Jaman Saari, Pudjo dan Agus T dari Fakultas Teknik dan Dian Andriani dari FKIP untuk bersama–sama mendirikan sebuah Organisasi Pencinta Alam di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang. Akhirnya pada tanggal 17 Oktober1983 berdirilah Divisi Mahasiswa Pencinta Alam atau yang lebih populer dengan nama DIMPA.

Apa yang dilakukan DIMPA di awal–awal berdirinya?

DIMPA melaksanakan Diklat yang pertama di akhir 1984 dengan melakukan pendakian bersama bagi peserta Diklat di bukit Panderman dan langsung diadakan pelantikan. Sangat sederhana sekali memang. Namun seiring dengan berjalannya waktu, proses pendidikan ini semakin lama semakin mantap sehingga menemui bentuk yang seperti sekarang. DIMPA berjalan tanpa AD/ART sampai akhirnya dibuat AD/ART DIMPA pada tahun 1987 sekaligus penetapan scraf, lambang dan bendera yang masih berlaku sampai sekarang. Dari AD/ART ini pula ditetapkan bahwa DIMPA adalah satu–satunya organisasi Pencinta Alam di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang.